Rabu, 24 September 2014

RANGKUMAN TIK BAB II



MENENTUKAN BASIS DAN PROSEDUR RECOVERY


A.     Dasar Basis Data dengan dan Tanpa Pengarsipan
          Perancangan basis data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan organisasi. Dalam merancang suatu basis data, digunakan metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap perancangan basis data. Metodologi perancangan adalah pendekatan struktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk  membantu dan memudahkan dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik metode desain ini dapat membantu dalam perencanaan, mengatur, mengontrol dan mengevakuasi database development project.


1.            Conceptual Database Design
ð  Adalah proses membangun suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik.
 Langkah pertama: Membuat local conseptual data model untuk setiap pandangan yang spesifik.
Local conceptual data model terdiri atas berikut :
a.       Entity Types
Menurut Connolly, entity types adalah kumpulan objek yang mempunyai karakteristik yang sama, dimana telah di identifikasi oleh organisasi. Menurut Silberschatz, enitity types adalah kumpulan dari entity yang memiliki type dan karakteristik yang sama.

  Entity dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
*      Strong entity, yaitu entity yang keberadaannya tidak tergantung kepada entity lain.
*      Weak entity, yaitu entity yang keberadaannya tergantung dari entity lain.

Contohnya : entity mahasiswa dan orang tua. Dimana mahasiswa merupakan strong entity dan orang tua merupakan weak entity karena keberadaan entity orang btua tergantung dari  entity mahasiswa.

b.      Relationship Types
      Menurut Connolly, definisi dari relationship types adalah kumpulan antar entity yang saling berhubungan dan mempunyai arti.

c.       Attribute dan Attribute Domains
    Attribute adalah karakteristik dari suatu entity atau relasi. Setiap attribute diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut domain. Attribute domain adalah kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.

Ada beberapa jenis dalam attribute yaitu sebagai berikut :
1.       Simple attribute dan Composite attribute
ð  Simple attribute adalah attribute yang terdiri atas komponen tunggal dimana attribute tersebut tidak dapat dipisahkan lagi, sedangkan composite attribute adalah attribute yang masih dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian. Contoh dari simple attribute adalah nama barang, sedangkan untuk composite attribute adalah alamat pada enity mahasiswa, karena dalam alamat bisa dibagi menjadi bagian enity jalan, enity kode pos dan enity kota.


2.       Singlevalued attribute dan Multivalued attribute
ð  Singlevalued attribute adalah attribute yang memiliki satu nilai pada setiap entity, sedangkanmultivalued attribute adalah attribute yang mempunyai beberapa nilai pada setiap entity. Contoh dari singlevalued attribute adalah Nim, nama mahasiswa, tanggal lahir, dan lain-lain. Sedangkan untuk multivalued attribute contohnya adalah jam pelajaran, hobi, dan lain-lain.

3.       Derived attribute
ð  Derived attribute adalah attribute yang nilai-nilainya diperoleh dari hasil perhitungan atau dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan. Contohnya adalah attribute umur pada enity mahasiswa dimana attribute tersebut diturunkan dari attribute tanggal lahir dan tanggal hari ini.

d.      Primary key dan alternate keys
ð  Primary Key adalah key yang telah menjadi candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifijasi suatu entity types. Alternste key adalah yang digunakan sebagai alternatif dari key yang telah didefinisikan.

e.      Integrity constraints
ð  Adalah batasan-batasan yang menentukan dalam rangka melindungi basis data untuk menghindari terjadinya inconsistent.

2.            Logical Database Design
ð  Adalah proses pembuatan suatu model informasi yang digunakan pada organisasi berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari Database Management System (DBMS) yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain.
                     DBMS  adalah software yang memungkinkan pemakai untuk mendefinisi, membuat,   
                    memelihara, dan mengontrol akses ke basis data.

                  Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh DBMS yaitu :
a.       Memperbolehkan user untuk mendefinisikan basis data.
b.      Memperbolehkan user untuk menambah, mengubah, dan menghapus serta mengambil  data dari basis data.
c.       Menyediakan kontrol akses ke basis data.
Langkah kedua :Membuat dan memvalidasi local logical data model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local logical data model dari local conceptual data model yang mempresentasikan pandangan khusus dari organisasi dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya dan menjamin bahwa model tersebutu mendukung kebenaran transaksi.

                     Pada perancangan model logical langkah kedua, tahapan-tahapannya adalah sebagai
                  berikut :

a.       Menghilangkan features yang tidak compatible dengan model relasional
        Bertujuan untuk menghasilkan model yang kompatibel dengan model relasional, yaitu dengan :
ð  Menghilangkan complex relationship types.
ð  Menghilangkan multi-valued attributes.


b.      Memperoleh relasi untuk local logical data model
      Bertujuan untuk membuat hubungan logical model yang mewakili entity, relationship dan attribute yang telah di definisi.


c.       Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi
       Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati model dari kebutuhan organisasi, konsisten dan memiliki sedikit redundansi dan stabilitas yang maksimum.


d.      Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna
      Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logika tersebut mendukung user’s requirements specification secara detail.


e.      Mendefinisikan Integrity constraints
       Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang disampaikan dalam pandangan. Terdapat 5 tipe integrity constraints yang harus diperhatikan , yaitu :
*      Required data
*      Attribute domain constraints
*      Entity integrity
*      Referential integrity
*      Enterprise constraints

f.        Melihat kembali local logical data model dengan pengguna
       Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi yang menggambarkan model yang sudah benar.

 Langkah ketiga : Membuat dan memvalidasi global logical data model. Bertujuan untuk menyatukan local logical data model menjadi global logical data model.

            Pada perancangan model logical langkah ketiga, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a.       Menggabungkan local logical data model menjadi global model
    Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :
*      Memeriksa kembali nama dan isi dari entities dari relationship dan candidate key.
*      Memeriksa kembali nama dan isi dari relationship/foreign keys.
*      Menggabungkan entities atau hubungan dari local data model.
*      Memeriksa untuk entities dan relationships atau foreign key.
*      Menggambarkan ER-diagram.
*      Melakukan update dokumen.
*      Menggabungkan relationship atau foreign key dari local data model.


b.      Memvalidasi global logical data model
       Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari global logical data model dengan teknik normalisasi dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.


c.       Mengecek pertumbuhan yang akan datang
        Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan seperti keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang dan menilai apakah model logika tersebut dapat menampung atau menyesuaikan perubahan yang terjadi.


d.      Melihat kembali global logical data model dengan pengguna
        Bertujuan untuk menjamin model data logika yang bersifat global telah tepat untuk organisasi.



3.           Physical Database Design
ð  Adalah suatu proses untuk menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa integrity constrains dan tindakan keamanan.

Langkah keempat : Menterjemahkan global logical data model untuk target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dalam global logical data model yang dapat di implementasikan ke DBMS.

           Pada perancangan model physical, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a.       Merancang basis relasional
       Dalam memulai merancang physical design, diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical database design.


b.      Merancang representasi dari data yang diperoleh
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global logical data model ke dalam DBMS.


c.       Merancang enterprise constraints
      Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada organisasi.


Langkah kelima : Merancang representasi physical. Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan menentukan indeks yang dibutuhkan untuk meningkatkan perfoma.

Pada langkah kelima ini, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

a.       Menganalisis transaksi
      Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting.

b.      Memilih file organisasi
       Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data.

c.       Memilih indeks
      Bertujuan untuk meningkatkan perfoma dalam suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indeks sebagaimana diperlukan.

d.      Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
      Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data.


Langkah keenam :Merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dari relasional Database Application Lifecycle.


Langkah ketujuh :Merancang keamanan. Menurut Silberschatz ukuran keamanan yang dapat diambil untuk melindungi basis data antara lain dari segi berikut :
ð  Sistem basis data
ð  Sistem operasi
ð  Jaringan
ð  Fisik
ð  Manusia
 Langkah kedelapan : Mempertimbangkan pengenalan dan redundansi kontrol. Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan perfoma. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
ð  Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks.
ð  Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas.
ð  Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat dalam update.


Langkah kesembilan : Memonitor dan memasang sistem operasi. Bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan perfoma dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.



B.     Recovery Basis Data Dilakukan Tanpa Kehilangan Transaksi yang penting
 Dalam melakukan recovery basis data harap dilakukan tanpa kehilangan transaksi yang penting.
       Informasi pada log digunakan untuk mendapatkan harga lama dari data yang harus di rollback. Hal yang perlu dilakukan pada saat recovery basis data agar tidak kehilangan transaksi yang penting adalah seperti berikut ini :
1.       Menunda update yang sesungguhnya ke basis data sampai transaksi menyelesaikan eksekusinya dengan sukses dan mencapai titik commit.
2.       Selama eksekusi masih berlangsung update hanya dicatat pada sistem log dan transaction workspace.
3.       Setelah transaksi commit dan log sudah dituliskan ke disk, maka update dituliskan ke basis data.

  Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan pemeriksaan hasil restore database adalah sebagai berikut :
1.       Buka Enterprise Manager atau Query Analyzer untuk melakukan pengecekan terhadap database yang telah di restore.
2.       Pastikan dan di identifikasi bahwa database hasil restore database tidak error dengan mengecek tabel-tabel didalamnya satu persatu.
3.       Jika terdapat eror, buat kedalam suatu catatan yang berfungsi sebagai dokumentasi yang dapat dipergunakan kembali dimasa datang jika kemungkinan terjadi eror yang sama.
4.       Setelah pengecekan dilakukan dan di identifikasi tidak ada error, maka Enterprise Manager atau Query Analyzer dapat ditutup.