Rabu, 12 November 2014

MERANCANG ARSITEKTUR BASIS DATA
A. Implikasi yang Bersifat Arsitektur terhadap Backup dan Recovery Diidentifikasi
                      Implikasi yang bersifat arsitektur terhadap backup dan recovery dapat diidentifikasi dengan melakukan peninjauan ulang terhadap arsitektur basis data yang akan terlihat dari beberapa hal berikut :
1.         Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
              Basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menimpan data secara manual (non elektronis) atau secara elektronis.

2.       Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
           Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan yang harus disediakan. Selain itu, kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

3.       Keakuratan (Accuracy)
          Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.
4.       Ketersediaan (Availability)
           Pertumbuhan data sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang kita gunakan dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line.

5.       Kelengkapan (Completeness)
           Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.

6.       Keamanan (Security)
            Memang ada sejumlah sistem pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa yang boleh menggunakan basisi data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

7.       Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
            Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja.
             Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik.

Berikut adalah petunjuk dalam melakukan input data:
a.       Kurangi jumlah aksi input yang diperlukan pemakai
b.       Jaga konsistensi antara tampilan informasi dan input data
c.       Bolehkan pemakai melakukan penyesuaian input
d.       Interaksi harus fleksibel tetapi dapat disetel ke mode input yang disukai pemakai
e.       Padamkan perintah yang tidak sesuai dengan aksi saat itu, pemakai mengendalikan aliran interaksi
f.         Sediakan help untuk membantu aksi semua aksi input
g.       Buang input ‘mickey mouse’
B. Mengidentifikasi dan Menguji Skenario Kegagalan dan Resiko
        Pengidentifikasian dan pengujian terhadap berbagai skenario kegagalan dan resiko dapat dilakukan dengan memantau situasi sebagai berikut :
a.       Pencurian
b.       Kehilangan Kerahasiaan
c.       Kehilangan Privacy
d.       Kehilangan integritas
e.       Kehilangan Ketersediaan
                 Ancaman/gangguan baik disengaja/tidak yang merusak sistem sehingga merugikan organisasi dapat berupa :
a.       Trangible yaitu kehilangan/kerusakan hardware, software, data.
b.       Intangible yaitu kehilangan kredibilitas, kehilangan kepercayaan client.
             Kerusakan sistem basis data dapat mengakibatkan aktivitas berhenti. Lamanya waktu pemulihan basis data bergantung pada berikut ini :
a.       Apakah ada hardware dan software alternatif yang dapat digunakan.
b.       Kapan backup terakhir dilakukan.
c.       Waktu yang diperlukan untuk me-restore sistem.
d.       Apakah data yang hilang dapat dipulihkan.